Monday, September 26

Serat Babad Kadhiri (2)


tak lama setelah menjelaskan tata cara ritual kepada Mas Ngabei Purbawidjaja, Ki Dermakanda segera bersiap.
beliau menyalakan dupa sambil membaca mantra, sembari bersila berhadapan dengan Pak Sondong.

sekejap Pak Sondong langsung kehilangan kesadaran, tergeletak tak berdaya. tak sampai semenit pak sondong bangkit dan duduk lagi. demikian pula Ki Dermakanda berperan sebagai Mas Ngabei Purbawidjaja yang sedang menyambut tamunya, Kyai Buta Locaya.

Ki Dermakanda yang berpura-pura sebagai tuan rumah, menjelaskan pada Pak Sondong yang sudah di rasuki Kyai Buta Locaya, tentang perihal kenapa ia dipanggil bertamu ke kediaman Mas Ngabei Purbawidjaja, dimana beliau ditanya oleh seorang pembesar Gupermen tentang asal muasal Kota Kediri.

Kyai Buta Locaya pun terbahak bahak mendengar pertanyaan dari Ki Dermakanda, Buta Locaya pun mulai menjelaskan Kronologi Kejayaan Kota Kediri.

menurut keterangan Buta Locaya, ia lah cikal bakal atau orang pertama yang membuka hutan dan pertama bertempat tinggal di Kadhiri. Semula Buta Locaya adalah seorang manusia bernama Kyai Daha, dan memiliki adik bernama Kyai Daka. Ketika itu mereka bersama menebangi hutan dekat sungai Kadhiri ( brantas ) dengan maksud untuk dijadikan pemukiman. waktu itu tempat tersebut masih hutan belantara yang lebat bahkan masih merupakan hutan perawan yang belum terjamah oleh manusia. Singkat cerita mereka berdua akhirnya tinggal di situ.

ketika itu, Kyai Daha dan Kyai Daka didatangi Sang Hyang Wisnu, dan bersabda kepadanya bahwa beliau menghendaki untuk mengejawantah atau turun dari kahyangan untuk menjadi seorang manusia yang akan menjadi raja di pemukiman yang mereka buat. Kyai Daha pun tunduk dan berserah kepada kehendak Dewa Wisnu. Kemudian Batara Wisnu menjadi Raja di Kadhiri yang bergelar Prabu Sri Aji Jayabaya, dan Kyai Daha pun di beri nama Buta Locaya, yang berarti, orang bodoh yang dapat dipercaya.

sementara Kyai Daka diberi nama baru, yaitu Kyai Tunggul Wulung. dan nama Kyai Daka dijadikan sebuah nama desa, yaitu Desa Daka.

Letak kerajaan ada di timur bengawan dan disebut Mamenang atau Daha. Mamenang adalah nama Kerajaan. sedangkan Daha adalah nama tempat atau daerah ( nagari ). dinamakan mamenang karena pada saat iru kerajaan tersebut merupakan kerajaan yang paling utama ( pemenang ) dalam segala hal. Nama Prabu Jayabaya terkenal di seluruh tanah awa dan besar pengaruhnya. Raja-raja dari negeri asing pun banyak yang tunduk dibawah duli paduka Sang Prabu Sri Aji Jayabaya tanpa diperangi terlebih dahulu. Kerajaan-kerajaan lain di pulau Jawa pun menghaturkan seserahan atau upeti yang berupa emas, intan, berlian, hasil bumi dan segala macam harta benda yang berharga serta puteri-puteri untuk dijadikan dayang-dayang.

mereka beribadah dengan baik dan sungguh-sungguh, mempelajari segala macam ilmu, baik ilmu duniawi maupun ilmu batiniyah. pengetahuan itu mereka kuasai dan amalkan secara sungguh-sungguh. sehingga mereka sangat taat dalam hal ambatara atau beribadah. semua diyu, danawa sangat ketakutan. raksasa yang jahat dan jahil tak mampu mengusik. semua penghalang mampu di musnahkan. Rawe rawe rantas malang malang putung.  ( bersambung )

1 comment: